Senin, 10 Oktober 2011

Hewan-Hewan Prasejarah Yang Fantastis

1. Deinocheirus

Satu-satunya fosil yang ditemukan dari Dinosaurus ini hanyalah sepasang lengan dan beberapa bagian tulang belakang. Kemungkinan Deinocheirus merupakan kerabat dari Ornithomimosaur, setidaknya itulah anggapan para ahli paleontologi.
Ia merupakan genus dari Dinosaurus Theropoda besar yang hidup pada periode Cretaceous akhir dan populasinya tersebar di selatan Mongolia. Lengannya mungkin terlalu panjang untuk tubuhnya dan cakar tangannya itu semakin mengindikasikan bahwa dirinya merupakan salah satu Dinosaurus yang mematikan.

Namun sebenarnya, kegunaan "senjata" tersebut masih banyak diperdebatkan. Beberapa peneliti mengatakan cakar itu digunakan sebagai alat utama untuk berburu.

Beberapa lainnya mengatakan cakar terlalu tumpul, sehingga hanya digunakan sebagai senjata defensif. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa Deinocheirus menggunakan lengannya yang besar untuk memanjat pohon, meskipun hipotesis ini secara luas diabaikan.

2. Diprotodon

Sebelum manusia pertama menginjakkan kaki di Benua Australia sekitar 40.000 tahun lalu, beraneka ragam hewan berkantung berukuran besar pernah hidup di sana. Salah satu yang terbesar ialah Diprotodon.

Hewan berkantung yang satu ini diperkirakan ukurannya sebesar seekor Kuda Nil dewasa. Dilihat dari bentuk morfologinya, ia terlihat mirip seperti seekor Wombat, yaitu spesies hewan berkantung Australia, namun berukuran raksasa.

Sama seperti kebanyakan hewan-hewan berkantung lainnya, Diprotodon juga mengkonsumsi dedaunan sebagai makanan utamanya. Meskipun mereka bukanlah hewan yang memiliki pergerakan gesit seperti Kanguru, namun ukuran badannya yang besar dan kuat membuat para predator sangat sulit untuk menaklukannya.

3. Moropus

Ketika para ilmuwan menemukan fosil Moropus untuk pertama kalinya, mereka seakan sulit mempercayai bentuk morfologi dari makhluk yang satu ini. Hewan purba dengan bentuk kepala menyerupai kepala kuda ini benar-benar memiliki bentuk tubuh yang aneh.
Para Ilmuwan mendeskripsikannya sebagai "campuran" dari tiga binatang, yaitu Kuda, Jerapah kerdil, dan Beruang. Kepalanya yang mirip kuda serta badannya yang menyerupai badan seekor beruang dihubungkan oleh leher yang lumayan panjang bak leher jerapah kerdil.

Dengan kuku-kukunya yang panjang nan tajam, serta kemampuan berlari dengan baik tentunya ia memiliki pertahanan diri yang baik untuk menghindari ancaman para predator. Moropus hidup di wilayah Asia selatan dan barat sekitar 12.000 tahun lalu.

4. Ambulocetus

Inilah salah satu makhluk purba yang banyak diklaim para penganut Neo-Darwinisme sebagai bukti kuat periode transisi spesies makhluk laut ke darat. Ambulocetus, hewan purba dengan perawakan mirip campuran nenek moyang paus dan berang-berang hidup di wilayah yang kini disebut sebagai Pakistan modern sekitar 50 juta tahun lalu.
Panjang tubuh seekor Ambulotecetus dewasa diperkirakan sekitar 12 kaki. Bentuk kepalanya besar dengan rahang yang panjang. Gigi-gigi tajamnya didesain untuk menangkap dan mencengkram mangsanya. Didalam air, ia dapat bergerak dengan gesit berkat bantuan ekornya yang digunakan sebagai "motor" bagi tubuhnya.

5. Lystrosaurus

Sebelum kemunculan Dinosaurus, kehidupan makhluk di Bumi pernah diramaikan oleh beberapa hewan aneh yang menyerupai reptil. Salah satunya ialah Lystrosaurus.

Hewan purba yang cukup menarik karena bentuk tubuhnya yang aneh ini hidup di habitat berawa-rawa, namun ia juga tidak masalah jika harus terpaksa mendiami tempat-tempat yang tergolong kering. Lystrosaurus diperkirakan mendiami bumi sekitar 230 juta tahun yang lalu.

6. Phorusrhacos

Sekitar 20 juta tahun yang lalu, Amerika selatan merupakan daratan yang memiliki begitu banyak variasi spesies burung dan mamalia. Salah satunya yang cukup terkenal ialah spesies burung karnivora bernama Phorusrhacos.
Ia adalah spesies burung yang tidak dapat terbang. Tinggi badannya bisa mencapai 10 kaki (3 meter). Meskipun tidak dapat terbang, mereka adalah pelari-pelari cepat. Ini menjadikan Phorusrhacos dapat dengan mudah untuk menangkap mangsanya.

Spesies Phorusrhacos diperkirakan eksis hingga 3 juta tahun yang lalu. Para ilmuwan memperkirakan kepunahan Phorusrhacos disebabkan oleh munculnya beberapa predator lain yang bermigrasi dari Amrika Utara ke Selatan setelah keduanya dihubungkan oleh daratan Amerika tengah yang muncul ke daratan.

7. Mammoth

Saya yakin pasti kalian sudah tidak asing lagi dengan hewan legendaris yang satu ini. Mammoth merupakan salah satu hewan purba yang begitu populer. Fisiknya menyerupai gajah namun memiliki bulu lebat disekujur tubuhnya.
Perawakannya yang besar serta tambahan "senjata" berupa gading yang begitu panjang membuatnya begitu sulit untuk ditaklukkan predator manapun. Lukisan-lukisan yang di goreskan pada dinding-dinding gua oleh para manusia purba banyak menggambarkan betapa sulitnya hewan ini untuk ditaklukkan oleh mereka.

Mammoth merupakan hewan yang mendiami sekitar pulau Wrangel di pesisir utara Siberia. Banyak Ilmuwan percaya, generasi terakhir Mammoth masih dapat dijumpai sekitar 4000 tahun yang lalu saat konstruksi piramida Khufu di Giza, Mesir telah selesai dibangun.

8. Harimau Gigi Pedang

Mereka merupakan salah satu hewan zaman es yang begitu terkenal. Salah satu predator terganas nan mematikan yang pernah menginjakkan kakinya di bumi ini. Harimau Gigi Pedang mendiami wilayah barat Amerika Serikat pada akhir zaman es, tetapi mereka juga tersebar di beberapa wilayah Amerika Utara lainnya serta beberapa berdiam di wilayah Amerika Selatan.
Diketahui, terdapat 2 Genus dari hewan ini, yaitu Genus Smilodon dan Genus Homotherium. Pada umumnya jenis dari Genus Smilidon panjang taringnya bisa mencapai lebih dari 18 centimeter, sedangkan untuk genus Homotherium memiliki panjang taring sekitar 10 centimeter. Hewan ini memburu kuda, banteng, antelope sebagai makanannya.

9. Deinotherium

Deinotherium merupakan salah satu mamalia darat terbesar yang pernah menginjakkan kakinya di Bumi. Makhluk prasejarah yang hidup di kala Miosen tengah hingga awal Pleistosen ini pada umumnya memiliki tinggi 3,5 - 4,5 meter (ukuran Deinotherium dewasa) dengan berat berkisar antara 5 - 14 ton.
Deinotherium yang merupakan kerabat dekat gajah modern pada dahulu kala hidup tersebar di beberapa wilayah Asia, afrika, dan Eropa. Bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan gajah modern, hanya saja ia memiliki belalai yang lebih pendek dan gading yang terletak di rahang bagian bawah.

Gading ini mungkin digunakan sebagai alat untuk menggali tanah untuk mendapatkan akses ke akar-akaran dan sayuran. Genus Deinotherium memiliki tiga spesies yang telah dikenali, dan semuanya memiliki ukuran yang besar. Spesies itu diataranya Deinotherium giganteus, Deinotherium indicum, dan Deinotherium bozasi.

10. Therizinosauridae

Therizinosauridae merupakan Dinosaurus dari keluarga Theropoda yang hidup pada akhir periode Cretaceous (99.6 - 65.5 juta tahun silam). Tidak seperti kebanyakan Theropoda yang merupakan karnivora, Therizinosauridae adalah herbivora (walaupun beberapa diantaranya diketahui sebagai omnivora).
Perlu digaris bawahi, Therizinosauridae merupakan nama dari suatu familia dalam klasifikasi ilmiah. Nama ini pertama kali digunakan oleh Evgeny Maleev pada tahun 1954 untuk memasukkan Therizinosaurus cheloniformis (Jenis Theropoda yang masih memiliki banyak teka-teki) kedalam suatu familia bersama dengan Segnosaurus dan Nothronychus.

Keluarga Therizinosauridae memiliki bentuk fisik yang eksentrik. Pada umumnya mereka berleher panjang dan memiliki bulu. Selain itu cakar-cakar mereka juga cukup besar, mungkin ada yang lebih dari satu meter panjangnya.

11. Epidexipteryx

Epidexipteryx adalah genus Dinosaurus maniraptorian kecil. Hewan prasejarah yang hidup di wilayah China sekitar 152 - 168 juta tahun silam ini merupakan salah satu Dinosaurus terkecil yang pernah ada.
Ukuran dewasanya hanya mencapai 10 inci (kurang lebih seukuran burung merpati). Salah satu daya tarik dari Epidexipteryx adalah empat bulu panjang yang tumbuh di bagian ekornya.

Tidak seperti bulu yang biasa kita temui pada hewan-hewan kelas aves, struktur bulu pada Epidexipteryx ini layaknya seperti satu lembaran pita yang berdiri tegak memanjang ke atas. Namun karena kurangnya remiges (bulu sayap) membuat hewan ini tidak dapat terbang.

12. Longisquama insignis

Hidup pada pertengahan hingga akhir periode Triassic (230 – 225 juta tahun silam), Longisquama insignis merupakan kadal purba yang begitu menarik karena ia memiliki serangkaian "bulu" panjang yang berdiri tegak disepanjang punggungnya.
Struktur "bulu" tersebut hingga kini masih menjadi bahan perdebatan dikalangan para peneliti. Beberapa peneliti meyakini bahwa struktur panjang yang tumbuh di punggung Longisquama bukanlah sejenis bulu, melainkan sisik yang umumnya dapat kita temukan pada reptil seperti Iguana.
Bedanya sisik pada Lingisquama lebih panjang dan berbentuk sedikit janggal. Namun menurut pendapat ahli paleontologi, N. Frasher didalam bukunya Dawn of The Dinosaurs: Life in the Triassic, struktur memanjang tersebut bukanlah bagian dari tubuhnya.

Struktur ini kemungkinan hanyalah sejenis tumbuhan pakis yang ikut menjadi fosil bersamanya lalu kemudian disalahtafsirkan. Pendapat Frasher mungkin diperkuat oleh fakta struktur fosil yang ditemukan pada beberapa hewan memang sering tidak ada kaitannya dengan fosil hewan tersebut.

13. Sharovipteryx

Sharovipteryx merupakan reptil yang hidup sejaman dengan Longisquama, yakni pada pertengahan hingga akhir Triassic. Makhluk purba yang memiliki panjang tubuh sekitar delapan inci dengan berat 7,5gram ini sangat unik karena ia memiliki ukuran kaki belakang yang sangat lebar dibanding kaki depannya.

Kaki belakang yang begitu lebar, ditambah dengan adanya membran yang tumbuh diantaranya membuat ia seolah-olah memiliki sayap yang dapat digunakan untuk terbang. Walaupun pada kenyataannya hewan ini memang tidak dapat terbang layaknya burung, namun bukan berarti bentangan selaput sayap pada kakinya itu menjadi tidak berguna.
 Penelitian terbaru menyebutkan berkat selaput sayap ini, Sharovipteryx dapat lebih gesit pada saat meluncur dari suatu tempat ke tempat lainnya dikarenakan mekanisme kerjanya yang sangat mirip dengan delta wing pada pesawat tempur modern.

Beberapa peneliti menganggap hewan ini mungkin memiliki hubungan yang erat dengan pterosaurus mengingat meraka sama-sama memiliki membran penerbangan yang tumbuh diantara kedua kakinya, walaupun hal ini masih sangat kontroversial.

14. Pterodaustro

Pterodaustro memiliki tengkorak yang sangat panjang, yakni sekitar 29 cm. Moncongnya mendominasi 85% dari total panjang tengkorak. Keanehan bentuk fisiknya yang lain yaitu set gigi yang tidak biasa.


Gigi yang tumbuh dirahang bagian bawah bagaikan ribuan sekat bulu yang kemungkinan ia gunakan sebagai alat untuk menyaring plankton, ganggang, maupun makhkluk kecil lainnya dari air.

Gigi yang jumlahnya ribuan tersebut tumbuh dalam dua alur panjang yang sejajar dengan tepi rahang. Panjangnya sekitar 3 cm dengan lebar antara 0,2 - 0, 3 milimeter. Awalnya diduga struktur ini bukanlah gigi, namun setelah dilakukan beberapa penelitian dugaan tersebut akhirnya luntur. Struktur itu benar-benar merupakan gigi normal karena terdapat enamel, dentin dan pulpa.

15. Microraptor

Genus Microraptor merupakan salah satu jajaran Dinosaurus kecil. Mereka hidup sekitar 120 juta tahun yang lalu dan populasinya tersebar di beberapa wilayah China. Jenis ini umumnya memiliki empat buah sayap dengan satu ekor yang memanjang.

Kendati memiliki dua pasang sayap, Microraptor tidak dapat terbang. Sebaliknya, ia mungkin hanya meluncur dari suatu tempat ke tempat lainnya seperti seekor tupai terbang.

Sebagian kalangan evolusionis menganggap hewan ini merupakan makluk peralihan dinosaurus ke burung, dimana dengan kemampuan meluncurnya itu dapat berkembang menjadi sistem penerbangan.

Beberapa peneliti berpendapat, hewan ini kemungkinan banyak menghabiskan hidupnya di pepohonan, merujuk fakta bahwa sayap Microraptor menghalangi kemampuan mereka untuk berjalan di atas tanah.

16. Amphicoelias fragillimus

Fosil yang sukar dipahami ini ditemukan oleh ahli paleontologi terkenal Edward Drinker Cope. Cope telah banyak menemukan fosil-fosil prasejarah, namun yang satu ini adalah yang paling aneh.
Bagaimana tidak? satu-satunya fosil aneh tersebut ialah potongan tulang belakang yang memiliki panjang keseluruahan diperkirakan 40 - 60 meter. Apabila ukuran ini benar-benar valid, itu menjadikan Amphicoelias fragillimus mungkin merupakan makhluk terpanjang dan terberat yang pernah ada (bersaing dengan paus biru dan Argentinosaurus).

Namun sekali lagi, fosil tersebut masih banyak menjadi perdebatan karena sulitnya untuk mengidentifikasi dari penemuan fosilnya yang sangat-sangat minim. Apakah makhluk ini merupakan hewan terbesar yang pernah berjalan di bumi ataukah hanya kesalah pahaman dan hanya sekedar tipuan.
 

Rabu, 02 Juni 2010

Kepala Orang Dipenggal, Dibunuh, Lalu Dijadikan Sup Untuk Anak Ceweknya...

Sorry kalau post ini berbau kekerasan...Tapi ini emang kisah nyata yang harus kita perhatikan untuk dihindari...

Lin Zongxiu, warta Sichuan China, mempunyai seorang anak perempuan berumur 25 tahun yang telah menderita sakit jiwa sekian tahun. Orang tuanya telah membawa dia berobat tetapi masih belum sembuh juga. Lalu, sang ibu mendapatkan resep rahasia dari seseorang bahwa obat paling mujarab adalah sop kelapa orang!

Setelah mendengar ada resep manjur untuk menyembuhnya putrinya yang sakit jiwa, Lin Zongxiu, warga Sichuan China, mencari cara bagaimana mendapatkan bahan untuk resep itu, demikian diberitakan oleh Koran Chengdu Commercial.



Lin yang mungkin saja sudah stress menjaga anaknya yang sakit jiwa pun memutuskan untuk mencoba resep rahasia tersebut, maka dimulai lah rencana untuk mendapatkan kepala orang teresebut. Mereka pun meminta bantuan seorang pria untuk membantuk mereka mendapatkan kepala tersebut. Sang Pria pun kemudian menjalankan aksinya terhadap seorang kakek berusa 76-tahun yang sedang lewat dalam keadaan mabuk dan tidak sadar yang kemudian memberikan kepalanya kepada Lin. Setelah itu, kepala korban dimasak bersama dengan bebek (mungkin untuk menghilangkan bau sup manusia nya) yang kemudian dihidangkan untuk putrinya. Makanya kalau lagi dugem dan mabok, jangan suka jalan-jalan tidak beraturan. Pada saat melewati rumah kontrakkan orang, jangan-jangan nasibnya seperti sang kakek ini.

Perbuatan Lin dan suaminya itu terendus polisi yang kemudian keduanya pun ditangkap dan dibawa ke pengadilan. Lin dihukum hukuman mati dengan masa penundaan eksekusi sampai dua tahun. Ia juga dianggap bersalah turut membantuk menghilangkan barang bukti seperti mayat sang pria, baju dan sepatu korban. Penundaan eksekusi selama dua tahun tersebut berarti hukuman Lin bisa berkurang menjadi penjara seumur hidup kalau selama dua tahun tersebut dia menunjukkan perbuatan baik dan tidak melakukan kejahatan yang lebih berat.
 
sumber http://www.artikelbebasku.co.cc/2010/05/kepala-orang-dipenggal-dibunuh-lalu.html

Wanita Dengan Tato Terbanyak Di Dunia

Julia Gnuse wanita asal Amerika ini 95 persen dari tubuhnya dipenuhi tinta alias bertatto sekujur tubuhnya. Hal ini bermula ketika dia mengalami kelainan kulit yang disebut porfiria dimana kulitnya melepuh bila terkena sinar matahari yang terik.

Karena merasa suka dengan tatto yang semula diperuntukan untuk melindungi tubuh dari terik matahari lama lama dirinya merasa suka dan ketagihan untuk menambah dan menambah lagi tattonya. Akhirnya hingga kondisi seperti sekarang ini.
Julia Gnuse pun akhirnya berhasil mencatatkan rekor di buku rekor dunia Guiness Book of The Record sebagai wanita dengan tatto terbanyak di tubuhnya. Wah merinding juga nih melihatnya, ngilu gan !!




sumber http://ruanghati.com/2010/05/27/rekor-dunia-inilah-wanita-dengan-tatto-paling-banyak-di-tubuh/

Senin, 25 Januari 2010

Teropong Matahari Boscha Setara Fasilitas Luar Angkasa


BANDUNG - Teropong matahari yang baru selesai dibangun di Observatorium Boscha di Lembang disebut-sebut setara dengan fasilitas sama di luar angkasa. Ini karena Indonesia berada di daerah tropis yang sangat tepat untuk penelitian matahari.

"Teleskop ini setara dengan teleskop yang ada di luar angkasa. Di sini, matahari bersinar sepanjang hari dan jarang awan, "tutur Robert J. Rutten, pakar fisika matahari dari Utrecht University, Belanda, yang ikut hadir dalam peresmian Teropong Matahari, Sabtu (31/10).

Di luar angkasa, salah satu wahana SOHO milik NASA yang khusus diperuntukkan mengamati matahari. Namun, tentu saja, teknis teknologi Teropong Matahari di Boscha masih sangat jauh dari SOHO.

Meskipun secara teknis kemampuan Teropong Matahari di Boscha tidaklah sebaik yang dimiliki di negara lain, termasuk di tempat penelitiannya di sebuah pulau di Laut Atlantik, keberadaan teropong di Boscha ini cukup vital. Selain letaknya yang cukup strategis, kompleks Boscha juga tidak jauh dari kota dan pusat-pusat pendidikan.

Untuk itu, dia berharap, keberadaan Teropong Matahari ini bisa lebih mendorong masyarakat, khususnya pelajar, akan ilmu astronomi. Fungsi utamanya adalah untuk pendidikan massal. Untuk merangsang banyak pelahar lebih menyukai astronomi. "Di tempat ini, kita bisa mendapatkan data yang canggih dan lengkap untuk proyek-proyek pengamatan atau penelitian pelajar," tuturnya.

Kepala Observatorium Boscha Taufik Hidayat berpendapat senada, pelayanan publik akan diutamakan di dalam pemanfaatan teropong yang baru ini. Untuk bisa memanfaatkan data pengamatan teropong ini, masyarakat umum pun tidak perlu repot datang ke lokasi.

Sebab, data secara realtime di-streaming di dalam situs ITB. Data ini pun rencananya akan dipasok untuk Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

Sumber : Kompas

Berita Terkait :

 

 

Boscha Resmikan Teropong Matahari


BANDUNG - Observatorium Boscha di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jabar, resmi mengoperasikan teropong matahari, Sabtu (31/10). Teropong yang dibuat mandiri oleh Institut Teknologi Bandung ini dikhususkan untuk penelitian matahari, khususnya bagian korona.

Teropong matahari ini terdiri dari tiga jenis teleskop heliostat yang beroperasi sekaligus secara three in one. Yaitu, visual white light yang dilengkapi filter berkekuatan 10.000 kali, hidrogen alfa, dan kalsium. Ketiga jenis teleskop ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Teleskop hidrogen alfa misalnya, sangat baik untuk melihat ledakan matahari di lapisan korona. Sementara, teleskop berfilter kascium sangat idel untuk meneliti permukaan matahari dan mengamati aktivitas bintik matahari (sunspot).

"Teleskop yang kalsium adalah yang pertama di Indonesia. Lapan memang memiliki yang alfa, tetapi katanya kurang maksimal karena sedang bermasalah. Dengan teleskop ini, kita bisa mengamati ledakan matahari dengan sangat baik," tutur Dhani Herdiwijaya dari Astronomi ITB.

Clara Yatini dari Bidang Matahari dan Antariksa Lapan membenarkan, keberadaan teropong matahari di ITB diharapkan bisa menopang riset mengenai aktivitas matahari secara lebih baik lagi. Lapan sebetulnya sudah memiliki teropong matahari khusus yang ada di stasiun Tanjungsari, Sumedang, dan Watukosek, Gresik, namun teropong yang ada belum maksimal. "Selama ini, kami lebih sering masih menggunakan yang jenis black and white," katanya.

Kepala Observatorium Boscha Taufik Hidayat menuturkan, fasilitas teropong matahari yang dilengkapi dengan rumah teropong ini bisa digunakan lintas lembaga, tidak hanya ITB. "Fasilitas ini dapat digunakan untuk guru, siswa, masyarakat umum yang haus dengan ilmu pengetahuan," tuturnya.

Berbeda dengan delapan teropong lainnya yang ada di Boscha, teropong ini dioperasikan secara real time (terus menerus). Data dan citra hasil pemantauan ditayangkan di layar monitor Worlwide Telescope hasil sumbangan Microsoft serta di proyektor yang bisa dilihat langsung oleh pengunjung. "Data di-upload di situs ITB. Jadi, setiap orang bisa mendapat data ini di mana saja," ujarnya.

Selain lensa coronado yang dibeli dari luar, baik perangkat teknis maupun sistem operasinya dikembangkan secara mandiri oleh tim dari ITB. Biaya pembangunan rumah teropong maupun teropongnya sendiri mencapai Rp 600 juta. Dana diperoleh dari beberapa sumber, yaitu Pemerintah Belanda, Kementrian Ristek dan Departemen Pendidikan Nasional.

Sumber : Kompas

- Teropong Matahari Boscha Setara Fasilitas Luar Angkasa 
- Tiga Perangko Tahun Internasional Astronomi Diluncurkan  
- Awal 2009, Boscha Dilengkapi Teropong Matahari
- Rumah Teropong Surya Di Boscha Bocor

Tiga Perangko Tahun Internasional Astronomi Diluncurkan

BANDUNG - Tiga perangko bertema Tahun Internasional Astronomi diluncurkan di Observatorium Boscha, Bandung, Sabtu (2/5). Seri ini terdiri dari tiga perangko, yaitu Teleskop Galileo, Logo International Year of Astronomy 2009, serta Wajah Galileo Galilei .

Menurut Kepala Unit Filateli PT Pos Indonesia, Abdussyukur, prangko ini dicetak sebanyak 300.000 set atau 900.000 keping. Harga per set Rp 7.500. Selain perangko, diterbitkan juga souvenir sheet (SS) dengan junlah cetak sebanyak 30.000 lembar dengan harga Rp 15.000 per lembar. SS memliki spesifikasi khusus berupa hologram berbentuk bintang yang tersebar di seluruh permukaan SS.

"Kami juga menerbitkan sampul hari pertama, baik perangko atau SS. Keduanya dicetak masin-masing sebanyak 5.000 lembar dengan harga Rp 9.500 per lembar untuk perangko dan Rp 17.000 untuk SS," katanya.

Sumber : Kompas

Awal 2009, Boscha Dilengkapi Teropong Matahari


BANDUNG, KAMIS - Observatorium Boscha akan mengoperasikan "Real Time Solar Telescope" atau teropong pemantau matahari pada awal 2009 mendatang. "Pengerjaan perangkat telescop itu sudah dilakukan kita buat sendiri di Institut Teknologi Bandung (ITB)," kata Kepala Observatorium Boscha ITB Lembang Dr. Taufik Hidayat di Bandung, Kamis (27/11).

Taufik menyebutkan, perangkat dan infrastruktur teleskop matahari itu ditargetkan selesai dirakit akhir Desember nanti. Sehingga, kata Taufik, awal Januari 2009 sudah bisa dioperasikan dan dipadukan dengan sistem online di Boscha.

Menurut Taufik, teleskop matahari itu akan menggunakan lensa Corona dari AS dengan tiga filter untuk pengamatan pinggir matahari, spektrum, dan cronospher dari sinar matahari.

"Semua data pantauan akan terekam secara digital dalam laporan lengkap yang terhubung ke dalam jaringan di sini. Hasilnya bisa dimanfaatkan oleh peneliti dan dikenali oleh masyarakat awam," katanya.
Pembangunan teropong matahari pertama di Boscha membutuhkan biaya sekitar Rp400 juta, yang sebagian di antaranya berasal dari bantuan Belanda.

Observatorium Boscha rencananya akan menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk menyimpan dan meneliti data-data digital yang dihasilkan telescope itu.
"Data pengamatan itu bisa langsung dilihat. Kami akan bekerjasama dengan LIPI untuk mengolah dan penyimpan data digital itu," kata Taufik Hidayat.

Sementara itu, fasilitas aplikasi World Wide Telescope dari Miscrosoft, merupakan salah satu perangkat terbaru di Boscha. Perangkat World Wide Telescope merupakan piranti lunak yang diciptakan untuk para peneliti dan masyarakat umum yang mempunyai minat terhadap astronomi.

Para peneliti atau pengunjung Boscha bisa menikmati tata surya, planet dan galaksi hasil bidikan teleskop terbaik di dunia seperti Hubble, Observatorium sinar-X Chandra serta lainnya.

Sumber : Kompas

- Boscha Resmikan Teropong Matahari 
- Tiga Perangko Tahun Internasional Astronomi Diluncurkan
- Teropong Matahari Boscha Setara Fasilitas Luar Angkasa

Rumah Teropong Surya di Boscha Bocor


BANDUNG - Baru dioperasikan resmi kurang dari tiga bulan, Rumah Teropong Surya di Observatorium Boscha kini harus diperbaiki. Langit-langit bangunan yang diresmikan 31 Oktober 2009 lalu ini bocor di beberapa bagian.

"Kami belum melakukan perbaikan, karena memang menemukan titik bocornya tidak mudah," tutur Moch. Irfan, petugas di Observatorium Boscha yang ditemui di Kampus ITB, Rabu (6/1/2010).

Belum diketahui pasti penyebab bocornya bangunan rumah teropong terbaru di Boscha ini. Namun, sejumlah sumber menyebutkan, keretakan bangunan ini diakibatkan gempa besar yang mengguncang Jabar setengah tahun lalu.

Seperti diketahui, akibat gempa Tasikmalaya itu tembok rumah teropong surya ini retak. Gempa juga merusak Wisma Kerkhoven yang berada di kompleks Observatorium Boscha. Kerusakan minor juga terjadi di rumah teropong Zeiss Besar. Teropong diketahui pula bergeser dari tempatnya semula.

Sumber : Kompas

Berita Terkait :

- Teropong Matahari Boscha Setara Fasilitas Luar Angkasa 
- Boscha Resmikan Teropong Matahari 
- Tiga Perangko Tahun Internasional Astronomi Diluncurkan  
- Awal 2009, Boscha Dilengkapi Teropong Matahari

 


Minggu, 13 Desember 2009

Processor Dual Core

Apa yang dimaksud dengan processor dual core?
Secara sederhana, processor dual core dapat diartikan sebagai processor yang memiliki inti pemroses atau otak ganda. Processor dual core meleburkan du processor sekaligus beserta cache-nya ke dalam sebuah chip.



Dengan  begitu, komunikasi antara kedua die dapat berlangsung dalam clock rate yang lebih tinggi. Banyak yang menyimpulkan processor dual core ini juga membutuhkan daya yang lebih kecil dibandingkan sistem multiprocessor.


Dalam diagram berikut akan ditampilkan perbedaan antara processor single core dan dual core khususnya pada processor AMD Opteron.
==diagram-single-core===diagram-dual-core
Dari diagram di atas, jelas terlihat bahwa perbedaan utamanya terletak pada jumlah inti pemroses. Dual core menggunakan 2 CPU dan 2 L2 Cache, sedangkan single core hanya menggunakan 1 CPU dengan 1 L2 Cache.

Processor Baru Tidak Terdeteksi Dengan Baik

Setelah pemasangan processor, BIOS menampilkan angka kecepatan processor yang tidak semestinya. 
 
Mengapa bisa terjadi hal demikian?

Pemasangan hardware yang kurang baik atau kurang lengkap dapat mempengaruhi kecepatan processor yang terdeteksi dalam BIOS. Untuk mengatasinya, lakukan instalasinya ulang komponen-komponen yang ada dalam CPU. Pastikan semua komponen terpasang dengan baik. Kemudian, coba lakukan pengaturan jumper pada motherboard. Masalah jumper ini dapat dilihat pada buku manual processor masing-masing.
 

About

Site Info

Text

Berita TERSELUBUNG Copyright © 2009 Community is Designed by Bie